REMBANG - DPRD Kabupaten Rembang akan memanggil manajemen PSIR 2010/2011
menyusul adanya dugaan kebocoran anggaran pembiayaan untuk klub sepak
bola tersebut melalui APBD 2010/2011 sebesar Rp7 miliar.
"Kami mengikuti pemberitaan media yang mencuatkan dugaan kebocoran anggaran pembiayaan PSIR, sehingga perlu meminta penjelasan kendati manajemen periode 2010/2011 sudah dibubarkan," kata Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Rembang Joko Suprihadi di Rembang, Selasa.
Pihaknya punya wewenang untuk meminta penjelasan manajemen PSIR periode 2010/2011 karena DPRD pernah turut menyetujui pengalokasian dana hibah sebesar Rp2 miliar dari APBD Perubahan 2010 dan Rp5 miliar dari APBD 2011 untuk klub sepak bola tersebut.
"Namun, pemanggilan manajemen PSIR periode 2010/2011, tidak bisa dilakukan pada November 2011, karena sejumlah personel manajemen masih menunaikan ibadah haji, sehingga harus menunggu kepulangannya ke Tanah Air," kata dia.
Ia menyebutkan bahwa pemanggilan manajemen PSIR itu paling lambat akan dilakukan pada pertengahan Desember 2011 atau beberapa saat setelah personel manajemen yang menunaikan ibadah haji itu tiba di Kabupaten Rembang.
Lembaga Studi Pemberdayaan Masyarakat (Lespem) Kabupaten Rembang mendesak Komisi D DPRD Rembang turun tangan mengungkap dugaan kebocoran anggaran PSIR tersebut.
Koordinator Lespem Kabupaten Rembang Bambang Wahyu Widodo juga meminta Komisi D DPRD Rembang meneliti dasar pertimbangan disetujuinya pemberian dana hibah itu, yakni proposal yang diajukan manajemen PSIR kala itu.
"Dalam proposal yang diajukan dan kemudian direalisasikan itu, manajemen menargetkan tim PSIR tembus hingga liga super (ISL). Manajemen juga meminta anggaran untuk mengarungi putaran delapan besar Divisi Utama sebesar Rp284,3 juta dan biaya putaran empat besar sebesar Rp231,4 juta," kata dia.
Namun karena PSIR tidak lolos ke putaran delapan dan empat besar pada musim lalu, kata dia, Komisi D perlu meminta agar manajemen mengembalikan dana yang tak terpakai itu untuk ke kas daerah.
"Dengan gagalnya PSIR masuk putaran 8 besar Divisi Utama dan babak berikutnya, berarti ada dana lebih dari Rp500 juta yang mestinya belum terpakai manajemen PSIR," kata dia. [Antara]
"Kami mengikuti pemberitaan media yang mencuatkan dugaan kebocoran anggaran pembiayaan PSIR, sehingga perlu meminta penjelasan kendati manajemen periode 2010/2011 sudah dibubarkan," kata Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Rembang Joko Suprihadi di Rembang, Selasa.
Pihaknya punya wewenang untuk meminta penjelasan manajemen PSIR periode 2010/2011 karena DPRD pernah turut menyetujui pengalokasian dana hibah sebesar Rp2 miliar dari APBD Perubahan 2010 dan Rp5 miliar dari APBD 2011 untuk klub sepak bola tersebut.
"Namun, pemanggilan manajemen PSIR periode 2010/2011, tidak bisa dilakukan pada November 2011, karena sejumlah personel manajemen masih menunaikan ibadah haji, sehingga harus menunggu kepulangannya ke Tanah Air," kata dia.
Ia menyebutkan bahwa pemanggilan manajemen PSIR itu paling lambat akan dilakukan pada pertengahan Desember 2011 atau beberapa saat setelah personel manajemen yang menunaikan ibadah haji itu tiba di Kabupaten Rembang.
Lembaga Studi Pemberdayaan Masyarakat (Lespem) Kabupaten Rembang mendesak Komisi D DPRD Rembang turun tangan mengungkap dugaan kebocoran anggaran PSIR tersebut.
Koordinator Lespem Kabupaten Rembang Bambang Wahyu Widodo juga meminta Komisi D DPRD Rembang meneliti dasar pertimbangan disetujuinya pemberian dana hibah itu, yakni proposal yang diajukan manajemen PSIR kala itu.
"Dalam proposal yang diajukan dan kemudian direalisasikan itu, manajemen menargetkan tim PSIR tembus hingga liga super (ISL). Manajemen juga meminta anggaran untuk mengarungi putaran delapan besar Divisi Utama sebesar Rp284,3 juta dan biaya putaran empat besar sebesar Rp231,4 juta," kata dia.
Namun karena PSIR tidak lolos ke putaran delapan dan empat besar pada musim lalu, kata dia, Komisi D perlu meminta agar manajemen mengembalikan dana yang tak terpakai itu untuk ke kas daerah.
"Dengan gagalnya PSIR masuk putaran 8 besar Divisi Utama dan babak berikutnya, berarti ada dana lebih dari Rp500 juta yang mestinya belum terpakai manajemen PSIR," kata dia. [Antara]
0 komentar:
Posting Komentar